PSPS Akan Mengundang Perusahaan Awal Agustus

Perhelatan kompetisi Liga Super Indonesia (ISL) musim depan diperkirakan berlangsung Oktober 2010 mendatang. Setidaknya masih ada waktu sekitar 4 bulan untuk mempersiapkan tim bagi kontestan, termasuk mencari biaya perjalanan.

PSPS Pekanbaru membutuhkan dana besar untuk mengarungi ISL musim nanti. Jika musim lalu PSPS hanya memakai dana Rp 18,9 miliar, musim depan meningkat menjadi Rp 20 miliar. Penambahan dana ini karena adanya perekrutan sejumlah pemain yang diincar serta akan naiknya kontrak para pemain yang bakal direkrut.

Selain itu, dana itu untuk biaya operasional selama kompetisi, sewa mess, transportasi, pembinaan tim junior U-21 dan biaya akomodasi lainnya. Untuk menggalang dana tersebut, Manager PSPS Pekanbaru, Dastrayani Bibra akan mengundang beberapa perusahaan besar di Riau.

"Sesuai agenda kita, jika skuad nanti sudah terbentuk akhir Juli, maka perusahaan dan pihak bank akan kita undang sekitar awal Agustus," kata Dastrayani kepada Tribun, Selasa (22/6). Beberapa perusahaan yang masuh daftar managemen menjadi sponsor di antaranya, PTPN V, PT Hutahean, Pertamina, BOB, IKPP, RAPP dan perusahaan besar serta bank swasta lainnya.

Tidak menutup kemungkinan juga bagi dontur lainnya, termasuk Bank Riau. Bank Riau, yang diharapkan menjadi sponsor utama tim bisa mewujudkan harapan itu. Sebab berpedoman kepada tim lain, pada umumnya bank-bank daerah lah yang menjadi sponsor utama.

"Itu yang kita harapkan nanti. Karena di daerah-daerah lain, bank milik pemerintah membantu tim sepakbola mereka. Tidak terkecuali juga kepada semua perusahaan baik BUMN atau BUMS untuk memberi kontribusi untuk perjalanan PSPS selama liga super musim depan," harap Dastrayani.

Ya, mulai sekarang sudah perlu kiranya PSPS mengingatkan sekaligus mengetuk hati pemerintah atau pihak swasta lainnya untuk membantu biaya kompetisi nanti. Ini dilakukan karena tidak mau terjadi seperti musim lalu, kekurangan dana hampir sepanjang kompetisi.

Sebagai perbandingan, dana yang dibutuhkan PSPS tersebut termasuk kecil dari klub lainnya di Indonesia. Seperti halnya Persija Jakarta, untuk musim ISL lalu, managemennya butuh dana operasional selama kompetesi Rp 33 miliar.

Sementara Persema Malang, butuh dana selama ISL ini Rp 30 miliar. Lebih gila lagi dengan tim Mutiara Hitam, Persipura Jaya Pura. Untuk laga liga super musim depan, memakan dana Rp 37,5 miliar. Pada umumnya klub-klub besar di Indonesia, sudah merancang kebutuhan biaya selama ISL di atas Rp 25 miliar. "Kita harapkan pada APBD Pekanbaru dan Riau nanti, bisa bantu lagi," pintanya.

Wako Sindir Pengusaha Pelit

Ketua Umum PSPS Pekanbaru Herman Abdullah mengaku salut dengan hasil yang dicapai timnya, berada di peringkat 7, sekaligus menguburkan harapan tim besar untuk menyingkirkan Asykar Bertuah, seperti Sriwijaya FC, Persijap Jepara, Persela Lamongan dan lainnya.

Ini tidak terlepas dari semangat kolektivitas, dan racitan jitu sang pelatih ditambah pembakaran semangat yang tinggi dari managemen. Makanya, musim depan, tidak ada perombakan pelatih dan tim managemen.

"Saya minta kepada perusahaan dan pengusaha jangan mau nonton saja. Tapi ikut nyumbang juga lah. Ini kan satu-satunya klub asal Riau yang masuk ISL dan mengharumkan nama daerah," tutur Herman Abdullah yang juga Walikota Pekanbaru kemarin.

Disinggung mengenai stok dana yang tersisa saat ini, Wako sedikit enggan mengomentarinya. Hanya saja dia meminta, para pengusaha di Riau, terutama di Pekanbaru untuk membantu PSPS. "Intinya sekarang PSPS butuh uluran tangan donatur," pinta Wako.

0 komentar:

Posting Komentar